Muhammad Menurut Pendeta dan Muallaf

Januari 23, 2008

Pendapat Drs. H. Amos – Pendeta Nehemia :
“Selanjutnya, kalimat yang kedua dari syahadat ialah suatu pernyataan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Sesuai surat 3 Aali lmraan ayat 164 dan surat 62 Al Jumu’ah ayat 2, maka Muhammad diutus sebagai nabi untuk bangsa Arab.”
Renungkanlah ayat-ayat berikut ini :
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin, ketika Allah mengutus kepada mereka seorang rasul dari kalangan meraka sendiri (Arab), dia membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah dan mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah, sesungguhnya keadaan mereka sebelum itu adalah dalam kesesatan yang nyata” (Surat 3 Aali Imraan ayat 164).
“Dia (Allah) yang membangkitkan di antara orang-orang ummi seorang rasul dari kalangan mereka (Arab) yang membacakan kepada mereka ayat-ayatnya, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya adalah dalam kesesatan yang nyata.” (Surat 62 Al Jumu’ah ayat 2).

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus) – Muallaf :
Permainan istilah dalam tulisan itu amat lihai meski licik. Mungkin roh jahat sedang berdiam, bekerja dan melakukan pekerjaannya dalam diri Himar Amos. Sehingga dia tidak bisa mernfungsikan akal sehatnya. Sebaiknya, kalau sedang kerasukan roh jahat, jangan coba-coba menulis buku, supaya tidak memalukan diri sendiri. Bahkan menjatuhkan titel sarjananya dari doktorandes menjadi doktor ambles.

Al Qur’an surat Aali Imraan ayat 164 dan Al Jumu’ah ayat 2 yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw. semasa hidupnya diutus Allah untuk mengajarkan Islam kepada kaumnya (bangsa Arab). Ayat ini, oleh Himar Amos dipahamkan bahwa kalau begitu, Nabi Muhammad itu diutus khusus hanya untuk bangsa Arab saja, bukan kepada yang lain. Itulah penafsiran modern sarjana primitif Himar Amos.
Jika karena Nabi Muhammad itu dari bangsa Arab dan memakai bahasa Arab, lalu diambil kesimpulan bahwa Nabi Muhammad adalah rasul untuk bangsa Arab dan Islam juga hanya untuk bangsa Arab, ini jelas sangat keliru. Picik sekali alam pikiran Drs. Himar Amos. Dua ayat yang dianggap menyudutkan Islam dikutip terjemahannya lalu dikomentari secara negatif. Sementara ayat-ayat lain yang jumlahnya sangat banyak yang mendukung kebenaran Islam, sengaja ditutup-tutupi. Kelihatan dengan sangat mencolok kebencian dan sentimen Himar Amos terhadap Islam.
Sebagai contohnya, ayat-ayat yang mendukung kerasulan Nabi Muhammad saw. Dan Al Qur’an untuk segenap alam, itu sengaja tidak dikutip, seperti :
“Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melainkan menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Al Anbiyaa 107).
“Dan tiadalah Kami mengutus angkau (Muhammad) melainkan untuk seluruh manusia sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Qs. Saba’ 28).
“Al Qur’an adalah suatu peringatan untuk semesta alam” (Qs. At Takwiir 27 dan Al Qalam 52).
“Dan Kami turunkan Al Qur’an kepadamu (Muhammad) supaya engkau jelaskan kapada umat manusia, apa-apa yang diturunkan kepada mereka, supaya mereka berpikir.” (Qs. An Nahl 44).
“Muhammad bukanlah bapak salah seorang dari laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Qs. Al Ahzaab 40).

Lima ayat tersebut, menyatakan bahwa Nabi Muhammad beserta Al Qur’an bukan hanya untuk Bangsa Arab saja, melainkan untuk semua manusia dan seluruh makhluk di alam semesta ini. Ayat-ayat tersebut sengaja tidak dikutip oleh Drs. Himar Amos.

Dan kalau mau teliti dalam membaca Alkitab (Bibel) milik umat Kristen, justru Nabi Isa (Yesus) beserta Injilnya itulah yang hanya dikhususkan bagi suatu bangsa tertentu, yaitu untuk Bani Israel saja. Sebab kedatangan Yesus ke dunia ini untuk meneruskan risalah Nabi Musa as. Kepada Bani Israel. Jadi, kitab Injil dan Taurat merupakan kitab suci yang berisi petunjuk dan pengajaran, tapi hanya ditujukan bagi Bani Israel saja, sebagaimana kesaksian Yesus sendiri bahwa dia diutus untuk Bani Israel. Simak sabda Yesus berikut :
“Jawab Yesus: ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” (Matius 15:24).
“Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Matius 10:5-6).

Dua ayat tersebut membuktikan bahwa yang dimaksud dengan surat Al Maa-idah 46 isinya meginformasikan bahwa kitab Taurat dan Injil memang merupakan pengajaran dan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa dari Ahli Kitab, yaitu Yahudi dan Nashara saja. Penjelasan ini diperkuat dengan sabda Yesus di bawah ini :
“Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia aku berdoa, tetapi untuk mereka (Bani Israel) yang telah Engkau berikan kepadaku, sebab mereka adalah milik-Mu” (Yohanes 17:9).

Jelaslah bahwa misi Yesus itu bukan untuk seluruh dunia, tapi khusus untuk Bani Israel saja.

Sebaiknya, Himar Amos lebih rajin lagi membaca buku-buku kaliber dunia internasional, supaya tidak ketinggalan zaman. Sebab jauh sebelum Amos menulis buku picisan, para tokoh ilmuwan dunia yang non muslim sudah mengakui dengan jujur dan ilmiah tentang kemuliaan nabi Muhammad saw kelas dunia :

a. Muhammad adalah Pahlawan kebaikan sepanjang masa. “Mohammed was the soul of kindness and his influence was left and never forgot ten by those around him” (Muhammad adalah jiwa bagi seluruh kebaikan dan pengaruhnya terasa serta tidak pernah terlupakan oleh orang yang berada di sekelilingnya”) – Diwan Chans Sharma, The Propets of the East, Calcutta 1935, hal. 122.

b. Muhammad adalah tokoh dunia pelopor anti rasialis.
“Four Years after the death or Justinian, A.D. 569, was born at Mecca, in Arabia the man who, of all men exercised the greatest influence upon the human race, Mohammed” (Empat tahun setelah kematian Justinian, 569 M, lahirlah di Makkah, jazirah Arabia, seorang yang kemudian mempunyai pengaruh sangat besar terhadap ras manusia, yaitu Muhammad”) – John William Drapper, M.D. LL.D.A., History of Intelectual Development of Europe, London 1875, vol. I, hal. 329.

c. Muhammad adalah pejuang harkat wanita sejagad.
“That his (Mohammed’s) reforms enhanced the status of women in general is universally admitted” (Dobrakan “Muhammad yang telah mengangkat kedudukan wanita dalam skala yang luas diakui secara universal”) – H.A.R. Gibb, Mohammedanism, London, 1953, hal. 33.

[Sumber: “Pendeta Menghujat Muallaf Maralat”, Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.]

Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini ?’. Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”.

note : artikel di atas telah dimuat dalam Labbaik, edisi : 036/th.04/Dzulhijjah-Muharram 1428H/2008M


NAMA MUHAMMAD DALAM INJIL BARNABAS

Januari 23, 2008

Bismillaahirrohmaaniirrohiim,
Dan (ingatlah) ketika ‘Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad .” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (QS. 61 : 6)

Inilah informasi dari Al Quran tentang nubuwat dari Nabiyulloh Isa Alaihissalam tentang kedatangan Rasul yang bernama Ahmad. Ahmad sendiri secara etimologis sepadan dengan Mahmada, Mahmoud, Muhammad artinya “yang terpuji”. Tetapi tentu saja bila informasinya didapat dari Al Quran tentu bersifat “sepihak” dan belum memadai. Dalam Injil Yahya (Yohanes) Pasal 16 Ayat 7: “Tetapi telah kukatakan segala perkara ini kepadamu, supaya bergunalah kepadamu kalau aku pergi, karena kalau aku tidak pergi, PENGHIBUR itupun tak akan datang kepadamu; tetapi kalau aku pergi aku akan menyuruh dia kepadamu”. Ayat 14: “Maka ia pun akan memuliakan aku, karena ia akan mengambilnya daripada barang yang aku punya, diberikannya tahu kepada kamu kelak”.

Ayat diatas merupakan kutipan yg berisikan informasi mengenai kehadiran seorang PENGHIBUR setelah Nabi Isa (Yesus) yang akan mengambil sebagian hukumnya dan memuliakan Nabi Isa. Tetapi informasi ini masih belum jelas siapakah PENGHIBUR yg dimaksud ini. Rasa penasaran ini menyebabkan penulis membeli beberapa buku perbandingan Islam dan Kristen. Tapi sungguh diluar dugaan, jawaban penasaran saya justru sedikit terjawab oleh sebuah buku kuno koleksi orang tua saya, hasil karya orang Indonesia sendiri.

Surprise juga ketika saya menemukan sebuah buku kuno yang berjudul “Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW” karya Kjai Hadji Moenawar Chalil terbitan pertama thn. 1936 M (terbit pada masa penjajahan Belanda). Menurut saya KH Moenawar Chalil merupakan ulama langka yang juga mendalami ilmu kristologi yang pada saat itu merupakan hal yang langka. Dalam buku beliau edisi revisi tahun 1953 M, beliau menulis pernah bertemu muka dengan almarhum Panglima TNI, Jenderal Sudirman tahun 1947. Ternyata Panglima membaca dan mempelajari kitab karyanya tersebut.
Panglima Sudirman berkata: “Buku Tarikh Nabi Muhammad karangan saudara itulah yang sering saya baca dan saya perhatikan dalam waktu luang. Selama saya memimpin Angkatan Perang Republik Indonesia untuk melawan Belanda”. Hal ini tidaklah aneh mengingat Sudirman merupakan sosok tentara yang juga santri.

Menurut KH Moenawar Chalil dalam Injil Barnabas, Nabi Isa Alaihissalam tidak hanya menubuwatkan tentang kehadiran Nabi akhir zaman, tetapi juga menyebutkan secara lengkap bahwa namanya adalah Muhammad. Berikut kutipan beliau :””Barnabas ialah nama seorang sahabat atau hawariyyun (pembela) Nabi Isa AS. Injil Barnabas itu adalah sebuah kitab Injil yang ditulis oleh Barnabas sendiri dari wasiat Nabi Isa sendiri. Maka isi Injil Barnabas itu satu-satunya kitab Injil yang isinya berlainan dari kitab Injil yang lain. Misalnya tentang ayat-ayat yang memberitakan akan datangnya Nabi Muhammad SAW dengan jelas, kemudian peristiwa penyaliban Isa melainkan yang disalib adalah Yudas.
Karena isinya berbeda dengan Injil Paulus, maka para pengikut Paulus tidak mau mengakui isi dari Injil Barnabas ini. Sepanjang riwayat oleh persidangan para pemimpin gereja abad ke-3 Masehi telah diputuskan tidak boleh dipakai (diikuti oleh para pengikut Kristen). Pula pada akhir abad ke-5 M sebelum Nabi Muhammad dibangkitkan, seorang Paus di Roma telah menyatakan haram untuk membaca beberapa kitab agama termasuk diantaranya ialah Injil Barnabas.

Ada sebuah naskah Injil Barnabas itu diketemukan di dengan bahasa Italia Kuno tersimpan di gedung buku Vatikan. Kemudian naskah tersebut diambil oleh seorang pendeta Kristen bernama Moreno pada akhir abad ke-16 M. Naskah inilah yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris lalu pada tahun 1325 H, naskah tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Arab oleh Dr. Khalil Bek Sa’adah, seorang terpelajar berkebangsaan Egypt (Mesir). Ayat Injil Barnabas yang dikutip disini merupakan hasil kutipan dari kitab tafsir Al Manaar jilid III karya Sayyid Muhammad Rasyid Ridha dan beberapa yang dikutip dari Syekh Thantawy dalam kitab tafsirnya Al Jawaahir Jilid I dan beberapa jilid lainnya.

Barnabas fasal 72, sesudah Al Masih memberitahukan kepada Hawariyyun bahwa beliau akan meninggalkan alam dunia kemudian beliau berkata :

7. “Maka ketika itu menangislah para utusan Yesus sambil berkata: “Wahai Guru ! Mengapa engkau akan meninggalkan kami jika demikian bahwa kami merasa mati lebih baik bagi kami daripada engkau tinggalkan”.
8. Yesus berkata: “Janganlah hatimu bergoncang dan jangan kamu takut, karena sesungguhnya aku ini bukan yang menjadikan kamu, tetapi Allah yang menjadikan kamu. Dia yang memelihara kamu.”
10. “Adapun tentang tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi RASUL ALLAH yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini”.
11. “Akan tetapi awaslah olehmu jika kamu akan ditipu orang, karena sesungguhnya akan datang beberapa orang Nabi yang palsu; mereka akan mengambil perkataanku dan mengotori injilku”.
12. Ketika itu Andarawus berkata: “Wahai Guru, sebutkanlah bagi kami satu tanda supaya kami kenal dia ?”
13. Jawab Yesus: “Sesungguhnya dia tidak akan datang pada masa kamu ini, tetapi ia akan datang kelak berbilang tahun di belakang kamu, yaitu waktu Injilku ini dirusakkan dan hampir tidak terdapat lagi tiga puluh orang yang beriman”.
14. “Pada waktu itulah Allah me-rahmati alam ini; maka diutusNyalah seorang utusan yang dimana AWAN PUTIH AKAN MENAUNGINYA*, mengenal dia seorang hamba yang dipilih Allah, dan ia akan menampakkannya kepada seluruh alam”.
15. “Dan ia akan datang membawa kekuatan yang besar untuk mengalahkan orang yang berbuat durhaka, dan dia akan menghapus penyembahan berhala dari dunia ini”.
16. “Dan sesungguhnya aku gembira dengan yang demikian, karena dengan perantaraannya Allah akan dimuliakan orang dan dia menampakkan kebenaranku”.
17. “Dan dia akan memurkai orang-orang yang berkata bahwa aku (Yesus) lebih besar dan lebih tinggi dari manusia”.
22. “Dan ia akan datang membawa kebenaran lebih jelas daripada keterangan oleh para Nabi yang lain; dan ia akan membenci orang yang berlaku tidak baik”.

*Ketika Muhammad berusia 12 tahun, ia diajak pamannya Abu Thalib berdagang ke negeri Syam, dalam perjalanan tersebut ia selau dinaungi awan putih dan kemudian bertemu dengan seorang pendeta nasrani bernama Bakhiraa. Kemudian pendeta ini mengamati secara mendalam sosok Muhammad dan awan putih yang menaunginya. Kemudian ia berpesan agar berhati-hati terhadap orang Yahudi karena anak ini kelak akan menjadi Rasul penutup zaman.

Barnabas fasal 97 ayat:
6. Yesus berkata: “Dan bahwasanya yang mengembirakan aku, ialah agamanya tidak akan berkesudahan, karena Allah akan memeliharanya benar-benar”.
7. Kahin berkata: “Apakah akan datang lagi kemudiannya nabi-nabi setelah Rasul Allah itu datang ?”
8. Yesus menjawab: “Tidak akan datang lagi kemudiannya nabi-nabi yang benar-benar diutus Allah”.
14. Kahin berkata: “Apakah yang dinamakan MESIYA itu ? Dan apakah tanda yang memberitahukan kedatangannya ?”
15. Yesus berkata: “Sesungguhnya nama MESIYA itu amat mengherankan, karena Allah sendiri yang menamakannya tatkala menciptakannya, karena Allah sendiri yang menamakannya tatkala menciptakannya, dan Dia telah meletakkan nama itu disatu tempat yang indah di langit.”
16. Sabda Allah: “Sabarlah olehmu hai MUHAMMAD, karena sesungguhnya Aku lantaran engkaulah Aku hendak menjadikan surga dan alam dunia ini, dan sejumlah besar dari pada makhluk yang Aku berikan kepada engkau, sehingga siapa-siapa yang memberkati engkau, ia akan diberkati, dan siapa-siapa yang melaknati engkau, ia akan dilaknati.
17. “Dan apabila Aku mengutus engkau kepada dunia, Aku menjadikan engkau utusan-Ku untuk memberi kelepasan, dan adalah perkataanmu yang benar, hingga langit dan bumi hancur luluh, tetapi iman engkau tidak akan hancur luluh.”
18. “Bahwasanya nama yang diberkati itu adalah MUHAMMAD”.
19. “Ketika itu orang banyak sama mengangkat suaranya: “Ya Allah ! Utuslah oleh-Mu utusan-Mu kepada kami ! Ya Muhammad, marilah segera datang untuk melepaskan alam dunia ini”.

Subhanallah, disini kami rasa telah cukup jelas bahkan Injil Barnabas hingga menyebutkan namanya tentang siapa utusan Allah setalah wafatnya Nabi Isa Alaihis salam. Semoga kita akan tetap berada di jalur Allah Azza Wa Jalla sebagaimana yang telah ditetapkan melalui perantaraan para Rasul-rasulnya terutama baginda mulia Muhammad Shollahu’alaihi wassalam karena hanya inilah jalan keselamatan sebagaimana yang telah dijanjikan Allah Azza Wa Jalla. – Wallahu’alam bishshowab,
Wassalamualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuuh,

(dari : “Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW Jilid IA” karya Kjai Hadji Moenawar Chalil, cetakan keenam 1977. Penerbit “Bulan Bintang”, Jakarta. Jl. Kramat Kwitang I/8, Jakarta Pusat Telepon 42883)
_________________
http://www.fupei.com/IDForum-viewthread-tid-12006.html

Sebutan : Isa-Yesus-Kristus-Almasih
Agar pemakaian istilah tidak menyebabkan salah pengertian :
Almasih atau Al Masih, istilah bahasa Arab yang berarti “yang diurapi”. ‘Isa, istilah bahasa Arab yang artinya sama dengan “Yesus”. “Isa” disebut dalam Al Qur’an sebagai Almasih, sehingga istilah ini lebih disenangi oleh golongan yang membahas perbandingan agama Islam-Kristen. Istilah bahasa Arab didasarkan nama asli dalam Bahasa Ibrani.
Kristen, Golongan agama yang menganggap diri mengikuti ajaran Isa Almasih. Pada mulanya (dalam Injil), artinya “pengikut Kristus” dan dipakai sebagai nama ejekan. Golongan yang sering disamakan dengan golongan sosial, politik, budaya, dan/atau etnis tertentu. Kristus, istilah yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “yang diurapi”, sama dengan Bahasa Arab “Almasih”
Nasrani, istilah dari bahasa Arab yang berarti “Pengikut Isa” karena Isa Almasih berasal dari kota Nazaret.
Yesus, istilah bahasa Yunani yang artinya sama dengan “‘Isa”. Karena Injil ditulis pertama kali dalam bahasa Yunani, orang Kristen lebih suka istilah ini. Istilah Yunani adalah bentuk yang didasarkan Bahasa Ibrani.

http://media.isnet.org/antar/etc/Isa.html

Rasulullah SAW menegaskan: “Posisiku dalam hubungan dengan nabi-nabi yang datang sebelumku dapat dijelaskan dengan contoh berikut: Seorang laki-laki mendirikan sebuah bangunan dan menghiasinya dengan keindahan yang agung, tetapi dia menyisakan sebuah lubang di sudut untuk tempat sebuah batu yang belum dipasang. Orang -orang melihat sekeliling bangunan tersebut dan mengagumi keindahannya, tetapi bertanya-tanya, kenapa ada sebuah batu yang hilang dari lubang tersebut ? Aku seperti batu yang hilang itu dan aku adalah yang terakhir dalam jajaran Nabi-nabi”. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).

note : artikel di atas telah dimuat dalam Labbaik, edisi : 036/th.04/Dzulhijjah-Muharram 1428H/2008M


Nama AHMAD dalam Al-Kitab

Januari 23, 2008

“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yg (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka a]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yg terang yg diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yg beruntung. (QS.Al A’raaf : 157)
“Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.””. (QS. Ash Shaff : 6)

Dua ayat di atas memberikan pengertian sangat kuat bahwa akan ada seorang nabi yang akan datang sesudah kenabian Isa AS dengan nama ‘Ahmad’ yang tercatat dalam kitab Taurat dan Injil (Alkitab) yaitu kitab yang sekarang menjadi pegangan umat Kristiani. Tetapi nama ‘Ahmad’ tidak kita temukan secara langsung dalam Alkitab yang ada sekarang, hal ini bisa terjadi karena memang tidak ditemukan lagi Alkitab yang berbahasa aslinya yaitu bahasa Ibrani, atau mungkin karena ada kesalahan penulisan dan penterjemahan.

Alhamdulillah, dengan usaha keras, ulet dan teliti dari para pakar akhirnya terkuak juga letak kesalahannya yang menyebabkan hilangnya nama Ahmad dalam Alkitab yang ada sekarang ini. Sebagaimana yang kita ketahui, bahasa yang dipergunakan oleh nabi Isa AS beserta kaumnya adalah bahasa Ibrani, begitu pula firman Allah dan sabda nabi Isa AS juga dalam bahasa Ibrani. Dengan demikian nubuat-nubuat yang ada dalam Injil kalau kita kembalikan ke dalam bahasa Ibrani, nama Ahmad akan muncul sangat nyata dengan sendirinya. Begitu juga dengan Taurat, kalau kita kembalikan ke dalam bahasa aslinya, nama Ahmad juga akan muncul dengan sendirinya.

Sang HIMADA adalah AHMAD
Sebab-sebab turunnya nubuat akan kedatangan seorang nabi yang diutus bagi semua bangsa yang bernama “Ahmad” adalah ketika bangsa Israel yang telah hancur, jatuh terpuruk, dan diijinkan kembali membangun Yerusalem dan Bait Sulaiman yang telah diratakan dengan tanah oleh bangsa Khaldea, sebagian orang berada dalam kegembiraan dan sebagian yang lain berada dalam kesedihan yg memilukan karena teringat kembali akan keindahan Bait Agung Sulaiman.
Pada saat itulah, Allah mengutus Haggai (Menurut Alkitab Haggai adalah seorang nabi) untuk menghibur bangsa Israel yang telah terpuruk dengan menyampaikan janji Allah bahwa akan diutus seseorang yang akan mengangkat kembali bangsa Israel dari keterpurukan :
”Dan aku akan menggoncangkan semua bangsa, dan HIMADA untuk semua bangsa ini akan datang; dan aku akan mengisi rumah ini dengan kemegahan, kata Tuhan pemilik rumah”. Hagai 2:7

Seseorang yang diutus untuk mengangkat kembali bangsa Israel adalah Himada, bangsa Israel tentu menunggu sang Himada segera datang agar bangsanya segera bangkit dari keterpurukan. Namun sayang seribu sayang bangsa Israel tidak menafsirkan kata Himada sebagai nama riil seorang nabi yang diutus, tetapi mereka menafsirkan kata Himada sebagai kata sifat yang abstrak sesuai arti Himada dalam bahasa mereka yaitu : keinginan, hasrat, kerinduan dan pujian.
Tentu saja ketika janji Allah tersebut diterjemahkan kedalam bahasa lain, maka yang terjadi adalah kata Himada akan ikut diterjemahkan dan berubah dengan sendirinya, mari kita lihat terjemahannya ke dalam bahasa Inggris :”And I will shake all nations, and the desire of all nations shall come: and I will fill this house with glory, saith the LORD of hosts”. Hagai 2:7
Lihatlah kata Himada diterjemahkan menjadi desire dalam bahasa Inggris yang artinya keinginan atau hasrat, hal ini dianggap benar oleh para penulis Injil karena mereka memahami Himada bukanlah nama orang tetapi sebagai kata benda abstrak.
Perlu diketahui, terjemahan Alkitab dalam bahasa apapun, baik ke dalam bahasa Arab, Indonesia, Jepang, Spanyol dan bahasa-bahasa lainnya adalah mengambil dari Alkitab yang berbahasa Inggris tersebut, sehingga tidak aneh kalau kita tidak menemukan nama Ahmad dalam Alkitab.

Sekarang mari kita lihat terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan dari Alkitab berbahasa Inggris :”Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam. Hagai 2:8
Lihatlah kata desire dalam bahasa inggris diterjemahkan menjadi barang yang indah-indah, dari sini saja sudah nampak distorsi dari Inggris ke Indonesia, sehingga makin tersembunyilah nama Ahmad dalam Alkitab. Sebagai informasi tambahan, kalau kita amati Alkitab berbahasa Inggris mencatat ayat tersebut dalam Hagai 2:7 tetapi dalam Alkitab berbahasa Indonesia tercatat dalam Hagai 2:8 tentu saja selisih satu ayat ini perlu dipertanyakan penyebabnya.

Tetapi kalau Alkitab yang berbahasa Inggris kita terjemahkan ke dalam bahasa Yahudi atau Ibrani, maka kata Himada tersebut akan muncul kembali dengan sendirinya, kurang-lebihnya seperti berikut ini :“ve yavu himdath kol haggoyim”
Huruf th dalam kata Himdath bisa diganti menjadi hi atau bahkan dihilangkan sama sekali, sekarang mari kita analisa kata-kata dlm bahasa Yahudi, Ibrani dan Arab:

Himdath = Himdahi = Himda = bahasa Yahudi
Himada = bahasa Ibrani
Ahmad = bahasa Arab

Semua kata tersebut mempunyai kesamaan arti yaitu terpuji dan mempunyai kesamaan akar kata yaitu H-M-D, lihatlah bila kita hilangkan vokal dan kita membiarkan konsonannya, maka akan menjadi :

H-M-D = dalam bahasa Yahudi
H-M-D = dalam bahasa Ibrani
H-M-D = dalam bahasa Arab

Tentu ini sebuah bukti yang tak dapat dibantah sedikitpun, dan bagi siapapun yg ahli dalam bahasa Semit tentu mempunyai kesimpulan yang sama bahwa Himada dan Ahmad adalah sama, tentu kesimpulannya adalah nama Ahmad memang ada dalam Alkitab.

PARAKLÊTOS adalah AHMAD
Bangsa Israel/Yahudi melihat nabi Isa AS ternyata bukanlah nabi yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan oleh Haggai yang dapat mengangkat bangsa Israel/Yahudi dari keterpurukan. Oleh karena itulah Bani Israel masih terus mencari siapakah orang yang dijanjikan Allah seperti yang disampaikan Haggai ?.

Suatu ketika Yesus berpidato kepada kaumnya, memberitakan akan ada nabi lain yg akan diutus sesudah dirinya, menurut Yesus kedatangan nabi tersebut tidak akan lama lagi. Pidato Yesus tersebut sangat dipahami oleh orang-orang Israel, namun sayang sekali mereka tidak langsung menuliskan apa yang disabdakan Yesus ketika itu, dan pidato Yesus yang berbahasa Ibrani tersebut baru dicatat enampuluh (60) tahun kemudian dan itupun dalam bahasa Yunani oleh orang yang mengaku bernama Yohanes :“Kago erotao tou pater kai allos parakletos didomi humin hina meta hu mon eis tou aion eimi” Yohanes 14:16
Kata Parakletos mempunyai beberapa arti yaitu : mengagungkan, memuji dan penolong, dan kalau kata Parakletos diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, kata yang didapat adalah : Hamida.

Kalau kata Hamida yang disebut oleh Yesus diartikan sebagai kata benda abstrak maka terjemahan pidato Yesus adalah seperti berikut ini :”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”. Yohanes 14:16
Tetapi kalau kata Hamida yang disebut Yesus diartikan sebagai sebuah nama yang konkrit maka terjemahannya adalah seperti berikut ini :”Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu Hamida, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”. Yohanes 14:16
Maka pidato Yesus tersebut senada dengan Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an :”Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai bani Israil,….(aku.) memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad “. QS. 61:6
Tentu hasil akhir yang kita dapatkan adalah kata Hamida dalam bahasa Ibrani dan kata Ahmad dalam bahasa Arab, dan kedua kata ini adalah berasal dari akar kata yang sama yaitu H-M-D dan mempunyai arti yang sama yaitu terpuji, dan senada pula dengan makna Perikletos.

Dari penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, apakah kata Hamida dianggap sebagai kata benda abstrak atau riil, jika kita kembalikan ke dalam bahasa Yesus yaitu Ibrani, maka nama Ahmad akan nampak lagi.

KEAJAIBAN NAMA AHMAD/MUHAMMAD
Sesuatu yang sangat menarik adalah, tidak ada seorangpun yang bernama Ahmad atau Muhammad sejak nabi Adam diciptakan sampai dengan lahirnya seorang anak dari Abdullah dan Siti Aminah. Hal ini bukanlah kebetulan yang direkayasa kalau Siti Aminah memberi nama Muhammad pada anaknya, tetapi hanya semata-mata sebagai takdir Allah Yang Maha Kuasa dan sebagai bukti ke-Agungan rencana-Nya.

Referensi :
1. Perjanjian Baru Interlinier, Yunani Indonesia Diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI)
2. Konkordasi Perjanjian Baru – LAI
3. “Muhammad in the bible”, MENGUAK MISTERI MUHAMMAD, Prof. David Benjamin Keldani diterbitkan di Indonesia oleh Sahara Publishers Cetakan ke : 11 Mei 2006. dan “WHAT EVERY CHRISTIAN & JEW SHOULD KNOW” TENTANG SANG PENCIPTA, KITAB SUCI & NABI-NABI, PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI BD. Alih Bahasa Oleh: HW.Pienandoro SH

keterangan :
a] Maksudnya: dalam syari’at yang dibawa oleh Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya: mensyari’atkan membunuh diri untuk sahnya taubat, mewajibkan kisas pada pembunuhan baik yang di sengaja atau tidak tanpa membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis. – (dari : Al Qur’an terjemah Depag)

[dari : al-islahonline.com – Seluruh artikel di dalam situs ini boleh disebar-luaskan demi kepentingan Da’wah dengan mencantumkan sumbernya – Kontak : admin@al-islahonline.com]

“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui”. (QS.Al Baqarah : 146)
note : artikel di atas telah dimuat dalam Labbaik, edisi : 036/th.04/Dzulhijjah-Muharram 1428H/2008M


Menguak Misteri Muhammad

Januari 23, 2008

Kepalsuan ajaran Gereja terbongkar bersama ayat-ayat palsu yang dinisbahkan kepada Daud, Yohanes, Yesus, dan sebagainya. Misteri nabi Muhammad dalam Bible (alkitab) akhirnya berhasil dibongkar melalui penelitian yang dilakukan oleh seorang mantan pastur, Prof.David Benjamin Keldani, berjudul Menguak Misteri Muhammad.

Prof. David Benjamin Keldani seorang mantan pastur Katholik Roma sekte Uniate-Chaldean. Ujarnya: “Kepindahan saya ke Islam tak lain karena hidayah Allah. Tanpa bimbingan-Nya, semua pengetahuan, penelitian untuk menemukan kebenaran ini mungkin hanya akan membawa kepada kesesatan. Begitu saya mengakui keesaan mutlak Tuhan, maka nabi Muhammad SAW pun menjadi pola sikap dan perilaku saya.

David Benjamin Keldani lahir pada tahun 1867 di Urmia, Persia. Setelah masuk Islam, David Benjamin Keldani mengganti namanya menjadi Abdul Ahad Dawud. Ia adalah seorang mantan pendeta katolik Roma dari sekte Uniate-Khaldean. Ia mengenyam pendidikan sejak kecil dikota itu. Dari 1886-1889 (3 tahun) ia menjadi staf pengajar Arbischop of Canterbury’s Mission untuk Assyrian (Nestorian) Christians di Urmia.

Penobatan sebagai pendeta dan perjalanannya
Pada tahun 1892, ia diutus oleh Kardinal Vaughan ke Roma. Disana ia mempelajari filsafat dan teologi pada Propaganda Fide College, dan pada tahun 1895 dinobatkan sebagai pendeta. Pada tahun 1892 ia menulis serangkaian artikel di The Tablet tentang “Assyria, Romawi, dan Canterbury”; dan juga pada Irish Record tentang “keotentikan Pentateuch”. Pentateuch adalah lima kitab perjanjian lama yang terdiri atas Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Ia mempunyai beberapa terjemahan Ave Maria dalam bahasa berbeda-beda yang diterbitkan di Illustrated Catholic Missions.

Ketika berada di Istanbul, dalam perjalanannya ke Persia pada tahun 1895, ia menulis serangkaian artikel panjang tentang “Gereja-Gereja Timur” dalam bahasa Inggris dan Perancis di surat kabar harian yang terbit disana dengan nama The Levant Herald. Pada tahun 1895, ia bergabung dengan French Lazarist Mission di Urmia, dan terbit untuk pertama kali dalam sejarah misi itu sebuah majalah berkala dalam bahasa Syria yang bernama Qala-la-Syara (Suara Kebenaran).
Pada tahun 1897, ia diutus oleh dua uskup besar Uniate-Khaldean dari Urmia dan Salmas untuk mewakili Katolik Timur pada Kongres Ekaristi yang diselenggarakan di Paray-le-monial, Perancis, dibawah pimpinan Kardinal Perraud. Tentu saja, ini adalah undangan yang resmi. Makalah yang dibacakan di kongres oleh Benjamin disiarkan dalan Tawarikh Kongres Ekaristik dan disebut disebut “Le Pellerin”. Dalam makalah ini, Khaldean Arch-Priest (begitu gelar resminya) menyesalkan sistem pendidikan Katholik dikalangan Nestorian, dan meramalkan kemunculan yang su dah dekat dari pendeta Rusia di Urmia.

Pada tahun 1898, Benjamin kembali lagi ke Persia. Di kampung halamannya, Digala, sekitar 1 mil dari kota, ia membuka sekolah gratis. Tahun berikutnya ia dikirim oleh otoritas Gereja untuk memimpin Keuskupan Salmas, dimana konflik yang tajam dan berbau skandal antara Uskup Besar Uniate, Khudabash, dan para Bapa Lazarist yang sudah berlangsung lama telah mengancam terjadinya perpecahan.
Pada tahun 1900, Bapak Benjamin menyampaikan khotbah terakhirnya dan patut dikenang dihadapan banyak sekali jemaat, termasuk orang Armenia yang non-Katholik dan lain-lainnya, didalam Katedral Khorovabad St. George, Salmas. Pokok bahasan sang pengkhotbah adalah “Abad Baru dan Manusia Baru”. Ia mengingatkan kepada fakta bahwa misionaris Nestorian, sebelum munculnya Islam, telah mengabarkan ajaran-ajaran Yesus (injil) diseluruh Asia; Bahwa mereka memiliki banyak lembaga di India (khususnya pantai Malabar), di Tartar, Tiongkok, dan Mongolia; dan bahwa mereka menerjemahkan kitab Injil kedalam bahasa Turki, Uighur, dan bahasa-bahasa lainnya; Bahwa misi-misi Katholik, Amerika, dan Anglikan, meskipun mereka telah melakukan sedikit kebaikan untuk bangsa Assyro-Khaldean melalui pendidikan dasar, telah memecah bangsa itu di Persia, Kurdistan, dan Mesopotamia menjadi banyak sekali sekte yang bermusuhan; dan bahwa upaya-upaya mereka ditakdirkan untuk menyebabkan keruntuhan yang terakhir.

Konsekuensinya, ia menganjurkan kepada orang-orang pribumi untuk melakukan pengorbanan agar dapat berdiri diatas kaki sendiri sebagai manusia sejati, dan tidak tergantung pada misi-misi asing, dan sebagainya. Ucapan-ucapannya menyinggung para misionaris. Khotbah ini segera mendatangkan Delegasi Apostolik, Mgr. Lesne dari Urmia ke Salmas. Ia tetap menjadi teman yang terakhir bagi Benjamin. Mereka berdua kembali ke Urmia. Sebuah misi Rusia baru sudah diadakan di Urmia sejak tahun 1899. Kaum Nestorian dengan antusias memeluk agama Tsar untuk seluruh Rusia.
Lima misi yang besar dan angkuh (Amerika, Anglikan, Perancis, Jerman, dan Rusia) disertai universitas-universitas mereka, pers yang didukung oleh kalangan agamawan yg kaya, para konsul dan duta besar, berusaha keras mengajak sekitar 100.000 orang Assyro-Khaldean untuk pindah dari Bid’ah Nestorian ke salah satu dari lima bid’ah itu. Tetapi misi Rusia segera melampui misi-misi lainnya, dan misi inilah pada tahun 1915 mendorong bangsa Assyria dari Persia dan juga suku-suku pegunungan Kurdistan, yang kemudian pindah ke Salmas dan Urmia, untuk angkat senjata melawan pemerintah mereka masing-masing. Hasilnya adalah separuh pengikutnya lenyap dan sisanya terusir dari kampung halaman mereka.

Berpindah agama
Pertanyaan besar yang sudah lama berkecamuk dalam benak pendeta ini sekarang mendekati klimaksnya: “Apakah agama Kristen, dengan banyak sekali bentuk dan warnanya, dan dengan naskah-naskah sucinya yang tidak otentik, palsu, dan menyimpang, adalah agama Tuhan yang sejati ?”.
Pada musim panas tahun 1900, ia pensiun dan tinggal di villa mungilnya ditengah-tengah kebun anggur dekat air mancur Challi Boulaghi yang terkenal di Digala, dan disana selama sebulan ia habiskan waktunya untuk sembahyang dan meditasi, membaca berulang-ulang naskah-naskah suci dalam teks-teks aslinya. Krisis pun berakhir dengan pengunduran resmi yang dikirimkan ke Uskup Agung Uniate, Urmia, dimana ia secara terbuka menjelaskan kepada Mar (Mgr.) Touma Audu mengenai alasan-alasan dia melepaskan fungsi kependetaannya. Segala upaya yang dilakukan oleh otoritas kependetaan untuk membatalkan keputusannya sia-sia belaka. Tidak ada perselisihan atau permusuhan pribadi antara Benjamin dan para atasannya.
Selama beberapa bulan Mr. Dawud – begitulah panggilannya sekarang – dipekerjakan di Tibriz sebagai inspektur di Kantor Pos dan Bea Cukai Persia dibawah para ahli Belgia. Kemudian ia ditugaskan sebagai guru dan penerjemah Putera Mahkota Muhammad Ali Mirza.

Pada tahun 1903, sekali lagi ia mengunjungi Inggris dan disana ia bergabung dengan komunitas Unitarian. Pada tahun 1904 ia dikirim oleh British and Foreign Unitarian Association untuk menangani masalah pendidikan dan penerangan ditengah masyarakat desanya. Dalam perjalanan menuju Persia ia mengunjungi Istanbul; dan setelah mengadakan beberapa wawancara dengan syeikh Islam yang bernama Jamaluddin Effendi dan beberapa ulama lainnya, ia memeluk agama Islam. (dari wikipedia).

Ucapan Ilahi terhadap Arabia (Yesaya 21:13)
Periode kesarjanaan klasik yang mandul saat ini, disertai kurangnya pengetahuan kita tentang bahasa-bahasa kuno, telah melumpuhkan cita rasa modern dalam mengapresiasi setiap upaya seperti yang hendak saya lakukan. Halaman-halaman berikut ini telah menghasilkan serangkaian artikel yang sangat cerdas dari pena Rev. Profesor David Benjamin Keldani (Abdul Ahad Dawud), tetapi saya ragu apakah terdapat banyak orang, dikalangan hierarki gereja kristen sekalipun, yang dapat meng ikuti penjelasan terperinci dari seorang Profesor yg berpengetahuan tinggi ini. Malah saya benar-benar ragu ketika ia berusaha membawa para pembacanya kedalam sebuah labirin ilmu pengetahuan dari ratusan tahun silam.

Bagaimana dengan bahasa Arami, ketika sangat sedikit dikalangan pendeta sekali pun yang mampu memahami versi Perjanjian Baru dalam bahasa latin (Vulgate) dan versi bahasa Yunani ?. Khususnya lagi ketika riset-riset kami didasarkan hanya pada etimologi bahasa Yunani dan Latin !.
Bagaimanapun nilai disertasi-disertasi seperti itu di mata musuh kami, pada saat sekarang, sama sekali tidak mampu mengapresiasinya dari sudut ilmu pengetahuan; karena ambiguitas makna yang melekat pada ungkapan-ungkapan nubuat yg saya singgung membuat ungkapan-ungkapan itu cukup elastis untuk mencakup setiap kasus.
Yang dikatakan “paling kurang” dalam nubuat Johanes Pembaptis tidak mungkin adalah anak Maria, meskipun ia dipandang hina oleh masyarakat bangsanya sendiri. Asal tukang kayu suci itu dari kalangan sederhana. Ia dicemooh, diperolok, dan didiskreditkan, ia diremehkan dan dibuat kelihatan “paling kurang” dalam penilaian kalangan Scribe (ahli menulis) dan Pharisee (anggota sekte Yahudi yang menafsirkan hukum Musa secara keras).
Ekses dari semangat yang ditunjukkan oleh para pengikutnya pada abad kedua dan ketiga masehi, yang selalu cenderung loncat pada apa saja dalam bentuk nubuat dalam Alkitab, sudah pasti akan menyebabkan mereka meyakini bahwa Tuhan mereka adalah orang yang disinggung oleh Yohanes Pembaptis.

Namun, ada kesulitan lain yang menghadang, bagaimana seseorang dapat mempercayai kesaksian dari sebuah kitab yang tak dapat disangkal penuh dengan dongeng ? Keaslian Alkitab telah dipertanyakan oleh seluruh dunia. Tanpa menindak-lanjuti pertanyaan tentang keasliannya, paling tidak kita bisa mengatakan bahwa kita tidak bisa bergantung pada pernyataan-pernyataan Alkitab mengenai Yesus dan mukjizat-mukjizatnya. Sebagian orang malah lebih jauh lagi menegaskan bahwa eksistensi dia sebagai makhluk bersejarah dipertanyakan, dan menurut kitab Injil akan berbahaya kalau sampai pada sesuatu kesimpulan yang kelihatannya aman mengenai masalah ini.

Seorang Kristen Fundamentalis tidak bisa berkomentar apa pun terhadap pernyataan saya mengenai hal ini. Jika “kalimat-kalimat sesat” dan kata-kata yang objektif dalam Perjanjian Lama dapat dikhususkan oleh para penulis sinoptik sebagai berlaku bagi Yesus, maka segala komentar dari penulis yang berpengetahuan tinggi mengenai artikel-artikel ilmiah dan sangat menarik ini pasti menimbulkan respek dan apresiasi dalam segala hal sekalipun dari lembaga kependetaan.
Saya menulis dengan nada yang sama, tetapi saya telah berusaha mendasarkan argumen-argumen saya pada bagian-bagian Alkitab yang hampir tidak membolehkan adanya perselisihan linguistik apa pun. Saya tidak akan pergi ke bahasa Latin, Yunani, atau Arami, karena hal itu tidak ada gunanya. Saya hanya memberikan kutipan berikut dari Alkitab revisi Lembaga Alkitab Indonesia tahun 1974.

Kami membaca firman berikut dalam kitab Ulangan 18:18 : “Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.”
Jika firman diatas tidak tertuju kepada Muhammad, maka firman itu tetap masih belum terpenuhi. Yesus sendiri tidak pernah mengklaim sebagai nabi yang dimaksud. Bahkan murid-muridnya pun berpendapat sama. Mereka mengharapkan kedatangan Yesus yang kedua untuk memenuhi nubuat [2].
Sejauh ini tidak ada perselisihan bahwa kedatangan Yesus yang pertama bukanlah kelahiran “nabi seperti engkau”, dan kelahirannya yang kedua hampir tidak dapat memenuhi nubuat itu.

Yesus, sebagaimana diyakini oleh gerejanya, akan muncul sebagai “Hakim” dan bukan sebagai “Pemberi Hukuman”. Tetapi, orang yang dijanjikan haruslah membawa “api (hukum) yang menyala” ditangannya. Namun, dalam memastikan personalitas dari nabi yang dijanjikan, nubuat yang lain dari Musa sangatlah menolong yang berkata tentang sinar Tuhan dari Paran, pegunungan Mekah. Firman dalam naskah kitab King James Version Ulangan 33:2, berbunyi sebagai berikut : “Berkatalah ia: “Tuhan datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dengan sepuluh ribu orang kudus; di sebelah kanannya tampak kepada mereka api yang menyala.”
Dalam firman ini, Tuhan diibaratkan dengan matahari. Dan Yesus sama sekali tidak pernah ke Paran. Yang ada hubungannya dengan Paran adalah Hajar dan anaknya yang bernama Ismail, berkeluyuran di padang gurun Bersyeba, yang kemudian menetap di padang gurun Paran. “Maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir”.(Kejadian 21:21)

Ismail menikahi seorang wanita Mesir, dan dari kelahiran pertamanya, Kedar, memberikan keturunan kepada bangsa Arab yang dari sejak itu sampai sekarang menjadi penghuni padang gurun Paran. Dan jika tidak dapat disangkal lagi, bahwa silsilah keturunan Muhammad merujuk kepada Ismail melalui Kedar dan ia tampil sebagai seorang nabi di padang gurun Paran dan menaklukkan Mekah dengan 10.000 pasukan dan menegakkan api (hukum) yang menyala kepada kaumnya, maka bukankah nubuat tesebut terpenuhi sesuai bunyinya ?.
Bunyi nubuat dari Habakuk 3:3 sangat perlu diperhatikan. “Keagungannya menutupi segenap langit, dan bumipun penuh dengan pujian kepadanya.”
Mengenai padang gurun Paran juga telah diwahyukan :”Baiklah padang gurun menyaringkan suara dengan kota-kotanya dan dengan desa-desa yang didiami Kedar ! Baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu, baiklah mereka berseru-seru dari puncak gunung-gunung ! Baiklah mereka memberi penghormatan kepada Tuhan dan memberitakan pujian yang kepadanya di pulau-pulau. Tuhan keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangatnya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuhnya Ia membuktikan kepahlawanannya. (Yesaya 42:11-13)

Sehubungan dengan itu, ada dua nubuat lain yang perlu diperhatikan yang merujuk kepada Kedar: Pertama dalam Yesaya 60:1-7 yang bunyinya :”Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu. Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh, dan anak-anakmu perempuan digendong. Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta mem beritakan perbuatan masyhur TUHAN. Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku.”

Nubuat lainnya, lagi-lagi dalam Yesaya 21:13-17 [3] :”Ucapan ilahi terhadap Arabia . Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah-kafilah orang Dedan ! Hai penduduk tanah Tema, keluarlah, bawalah air kepada orang yang haus, pergilah, sambutlah orang pelarian dengan roti ! Sebab mereka melarikan diri terhadap pedang, ya terhadap pedang yang terhunus, terhadap busur yang dilentur, dan terhadap kehebatan peperangan. Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: “Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab TUHAN, Allah Israel , telah mengatakannya.”

Bacalah nubuat-nubuat dari kitab Yesaya dan kitab Ulangan yang berbicara tentang sinar Tuhan dari Paran: Jika Ismail menghuni padang gurun Paran, tempat ia melahirkan Kedar, yakni nenek moyang bangsa Arab; dan jika anak-anak Kedar harus memberikan sambutan pada altar ilahi untuk mengagungkan “rumah keagunganNya” dimana kegelapan akan menyelimuti bumi selama beberapa abad, dan kemudian negeri itu akan menerima terang dari Tuhan; dan jika semua keagungan Kedar akan runtuh dan jumlah para pemanah, orang-orang perkasa dari anak-anak Kedar akan lenyap dalam setahun setelah orang itu melarikan diri dari pedang yang dihunus dan busur yang dilentur – Yang kudus dari Pegunungan paran (Habakuk 3:3) maka tidak lain adalah Muhammad.

Muhammad keturunan suci dari Ismail melalui Kedar, yang berdiam di padang gurun Paran. Melalui dia, maka Tuhan bersinar di Paran, dan Mekkah adalah satu-satunya tempat dimana rumah Allah (bait Allah) dimuliakan dan domba-domba Kedar memberikan sambutan diatas altarnya. Muhammad didzalimi oleh kaumnya dan terpaksa meninggalkan Mekkah. Dia kehausan dan melarikan diri dari pedang yang dihunus dan busur yang dilentur, dan setahun kemudian setelah Muhammad meninggalkan Mekkah, dalam perang Badar, dia berhasil mengalahkan penduduk Mekkah dan sejumlah bani Kedar yang gagah perkasa tewas dan semua kemuliaan Kedar tumbang dalam perang Badar.
Jika para nabi suci tidak diakui sebagai pemenuhan semua nubuat ini, maka nubuat-nubuat tersebut akan tetap tidak terpenuhi. “Rumah keagunganKu” yang disebut dalam kitab Yesaya adalah rumah Tuhan di Mekkah. Bukan Gereja Kristus sebagaimana perkiraan para ahli tafsir Kristen. Kawanan domba-domba Kedar, sebagaimana disebut dalam ayat 7, belum pernah datang ke Gereja Kristus, dan adalah fakta bahwa kampung-kampung Kedar dan penduduknya adalah satu-satunya kaum didunia ini yang tetap tidak dapat dimasuki pengaruh Gereja Kristus. Lagi-lagi, penyebutan 10.000 orang kudus dalam ulangan 33, sangatlah penting: Dia bersinar dari Paran. Dan ia datang bersama 10.000 orang kudus.

Bacalah seluruh sejarah padang gurun Paran dan Anda akan menemukan tidak ada peristiwa lain selain peristiwa penaklukan Mekkan yang dilakukan oleh nabi Muhammad bersama dengan 10.000 pengikutnya dari Madinah dan memasuki kembali “rumah keagunganNya”. Dia memberikan api (hukum) yang menyala kepada dunia dan melenyapkan hukum-hukum lainnya.
Sang Penghibur (The Comforter) atau roh kebenaran yang disebut oleh Yesus tidak lain adalah nabi Muhammad. Tidak bisa diartikan sebagai Holy Ghost (Roh Kudus), seperti versi Teolog Kristen. “Ada gunanya bagimu kalau aku pergi” Kata Yesus, “Karena kalau aku tidak pergi maka Sang Penghibur tidak akan datang kepadamu, tapi jika aku pergi, maka aku akan mengirim dia kepadamu”. Perkataan ini dengan jelas menunjukkan bahwa Sang Penghibur pasti datang setelah Yesus pergi, dan tidak berada bersama Yesus ketika ia mengucapkan kata-kata ini. Akankah kita menduka bahwa Yesus sama sekali tanpa Holy Ghost jika kedatangannya tergantung pada kepergian Yesus. Di samping itu, cara Yesus menggambarkan dia menunjukkan bahwa dia adalah seorang manusia, bukan roh !. “Dia tidak akan berbi cara mengenai dirinya sendiri, melainkan apa yang akan didengarnya yang akan ia bicarakan.” Akankah kita menduga bahwa Holy Ghost dan Tuhan adalah dua entitas yang berbeda dan bahwa Holy Ghost berbicara tentang dirinya sendiri dan juga apa yang ia dengar dari Tuhan ?!.

Ucapan-ucapan Yesus jelas sekali menunjuk kepada seorang pesuruh Tuhan. Ia menyebutnya Roh Kebenaran, dan begitulah Al-Qur’an berbicara tentang Muhammad.

(sumber : “Muhammad in the bible”, MENGUAK MISTERI MUHAMMAD , Prof.David Benjamin Keldani, diterbitkan di Indonesia, Sahara Publishers Cetakan ke : 11 Mei 2006).
http://swaramuslim.net/ebook/html/019/
note : artikel di atas telah dimuat dalam Labbaik, edisi : 036/th.04/Dzulhijjah-Muharram 1428H/2008M


Waspadai H.Amos dkk !

Januari 22, 2008

Kalau mendengar penulis buku “islami” bernama H.Amos harap tidak salah sangka, huruf H di depan namanya bukan berarti singkatan dari haji, meskipun dia mengaku-aku telah berhaji. H itu singkatan dari nama nashraninya Himar. Himar Amos ini seorang pendeta Nehemia yang mesti diawasi dan diwaspadai. Dialah salah satu pendeta (missionaris) yang sering membikin buku yang ditampilkan samar-samar, agar dibilang islami, apalagi nama pengarangnya selalu dia tulis H.Amos, nama ini mudah membuat ummat Islam terkecoh.
Apa yang dia tulis tentang haji dalam bukunya berjudul “UPACARA IBADAH HAJI” Karya Drs. H. Amos ?. simak tulisannya :“Upacara Ibadah Haji adalah salah satu kewajiban yang ditetapkan dalam rukun Islam yang kelima. Sebab itu sangatlah penting dan berguna untuk diketahui, apa itu rukun Islam. Untuk mengetahui rukun Islam ada baiknya perlu terlebih dahulu memahami rukun Iman yg merupakan dasar prinsip keimanan dari agama bangsa Arab. (hal. 3).

Kalimat-kalimat menyesatkan itu langsung ditanggapi oleh sdr.H.Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus). Huruf H di depan nama Ihsan LS Mokoginta ini adalah benar singkatan dari haji. Beliau ini adalah seorang muallaf yang rajin dan sangat aktif membongkar kebejatan para missionaris yang memusuhi Islam. Berikut ini sedikit kutipan sebagai tanggapan beliau dalam untuk mengkonter serangan pendeta bejat itu :“Dalam tiga kalimat tersebut (pernyataan H.Amos di atas) terdapat dua kesalahan istilah yang mendasar dan sengaja dipakai dalam semua uraian dalam buku berjudul “Upacara Ibadah haji” :

Pertama, menyebut Ibadah Haji (rukun Islam yang kelima) dengan istilah ‘Upacara Ibadah Haji’, ini adalah penghinaan yang nyata kepada umat Islam. Jutaan umat Islam Indonesia dilecehkan H. Amos dengan mengatakan bahwa Ibadah Haji adalah satu bentuk ‘upacara’. Jadi, ibadah haji dikonotasikan seolah-olah bukan dari ajaran Allah, melainkan tata cara ritual buatan manusia. Hanya umat Islam dan jamaah haji yang lemah iman saja yang diam tanpa reaksi terhadap penghinaan murtadin Amos tersebut.

Kedua, mengganti istilah nama ‘Agama Islam’ dengan ‘Agama Bangsa Arab’, ini pun penghinaan yang sangat jelas dan menantang iman kepada umat Islam seluruh dunia. Dengan istilah ‘Agama Bangsa Arab’ ini, murtadin Amos menekankan seolah-olah Islam bukan agama untuk seluruh dunia, melainkan agamanya orang yang ada di Arab saja. Oleh sebab itu, sangat tidak wajar jika Kedutaan Arab Saudi tidak melaporkan pelecehan agama ini kepada pjhak yang berwajib –dalam hal ini pemerintah Indonesia– karena hal ini jelas merupakan pelecehan secara terang-terangan terhadap bangsa, agama dan nabi mereka (Muhammad SAW). Dan jika mereka mengadukan hal ini kepada pihak yang berwajib, umat Islam pasti akan mendukung.

Dari dua point tersebut, jelaslah bahwa yang dimaksudkan H. Amos dalam kata pengantarnya adalah tambahan informasi untuk menyulut api permusuhan antar agama. Drs. H. Amos yang nama aslinya Drs. Agam Poernama Winangun. Setelah pindah iman (murtad) dari Islam ke Kristen pada usia 58 tahun, dia berubah menjadi seorang Kristen Ekstrim. Dengan sangat agresif berusaha agar kaum muslimin lainnya mau mengikuti jejaknya untuk pindah agama.

Ditulisnya buku “Upacara Ibadah Haji” untuk mengelabuhi umat Islam. Dengan cover wajah Islam dan kutipan-kutipan Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang dikacaukan penafsirannya, terkesan seolah-olah buku tersebut ditulis oleh umat Islam untuk kalangan Islam. Padahal isinya murni melecehkan dan menyerang sekaligus menantang agama Islam dan umat Islam. Dikatakannya dalam kata pengantar halaman i bahwa buku “Upacara Ibadah Haji” tersebut disusun sebagai tambahan informasi bagi masyarakat yg akan menunaikan ibadah haji atau yang sudah menunaikan ibadah haji tetapi belum mengetahui tentang makna upacara ibadah haji.

Sementara itu dalam seluruh uraiannya dari Bab I sampai Bab V, semuanya murni melecehkan Islam dan umat Islam. Akhirnya, di bagian penutup (hal. 84), H. Amos berharap agar tambahan informasi bermuatan pelecehan itu dapat diterima dengan baik oleh para pembaca. H.Amos menghimbau agar umat Islam menyadari dan tidak menutup-nutupi kekeliruan dalam hal menyembah Allah serta bertanggung-jawab memperbaiki kekeliruan itu. Alasannya, karena pada dasarnya umat Islam itu menyembah setan, sesuai dengan Al-Qur’an surat Yasin 60.

Saking kerasnya sikap permusuhan yang ditampilkan oleh H.Amos, sehingga H.Ihsan LS Mokoginta menekankan agar ummat Islam tidak tinggal diam, “Kecuali jika yang membacanya adalah muslim abangan, tentu mereka hanya tinggal diam saja, masa bodoh”, demikian pesan beliau.

Sebagai muallaf mantan Kristen yang benar-benar sudah pernah menunaikan Ibadah Haji, kami menyambut baik risalah dari Bpk. Drs. H. Amos tersebut. Sebab risalah itu semakin membuktikan kebenaran firman Allah; “Orang- orang Yahudi dan Nasrani tidak senang kepadamu sampai kamu mengikuti agama mereka” (Al Baqarah : 120). “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yg diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman” (Ali ‘Imran : 100).

Dengan menyadari pemahaman yang sudah korslet tentang Islam, kami berharap kepada Drs. H. Amos cs. agar mulai mengkaji Islam dan membandingkannya dengan Kristen secara proporsional sebagaimana buku-buku yang kami tulis. Perlu diketahui sebelumnya, bahwa buku-buku kami jauh dari sifat emosional, melainkan terdorong oleh perasaan iba dan kasihan kepada Drs. H. Amos yang sudah tidak bisa berpikir sehat lagi. Sebab setelah murtad, beliau dicuci otaknya oleh para pendeta dan missionaris. Mudah-mudahan buku-buku kami banyak manfaatnya”. Demikian H.LS.Mokoginta menambahkan.

[maraji’ : PENDETA MENGHUJAT MUALLAF MERALAT, Penulis : H. Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), Editor : Abu Mumtaz, Setting : Fakta Comp, Penerbit : Forum Antisi pasi Kegiatan Pemurtadan (FAKTA) PO Box 1426 Jkt 13014, Cetakan 1, Juni 1999]

Tambahan :
Dibandingkan agama-agama lainnya, Islam dan Kristen memiliki potensi paling kuat untuk melahirkan konflik antar agama. Konflik ini terjadi karena adanya gesekan Dakwah Islamiyah dan Missi Kristenisasi. Untuk mengatasi gesekan kedua agama tersebut, bukan Dakwah dan Missi yang harus dilarang dan dihilangkan. Sebab membela dan menyebarkan keyakinan agama kewajiban.

Di sini, kedua agama dituntut untuk berbesar jiwa dan berlapang dada untuk sama-sama tidak mengganggu agama orang lain. Nampaknya, pihak Kristen tidak bisa menyepakati statemen ini. Mereka lebih suka menempuh teori Machiavelli, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Teori Machiavelli sangat berbahaya. Karena untuk tujuan kesejahteraan, caranya boleh merampok, untuk kemakmuran boleh menipu, untuk hidup boleh membunuh, untuk membenarkan keyakinan boleh mencaci maki, mencela dan melecehkan keyakinan agama lain. Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa cara inilah yang sering kali dipakai para missionaris untuk menyebarkan Injil dan kekristenan. Di desa Langensari, Lembang, Bandung, Yayasan Sekolah Tinggi Theologi (STT) Doulos meyebarkan Kristen dengan cara merusak moral terlebih dahulu. Di sana, para pemuda usia 15 tahunan dicekoki minuman keras dan obat-obat terlarang sampai kecanduan berat. Setelah kecanduan, para pemuda harapan bangsa itu dimasukkan ke panti rehabilitasi Doulos untuk disembuhkan sambil dicekoki Injil supaya murtad dari Islam. –
(lihat : Republika, 10 dan 12 April 1999).

note : artikel di atas telah dimuat dalam Mukaddimah Labbaik, edisi : 035/th.04/DzulQoidah–DzulHijjah 1428H/2007M